Welcome to My Scratch Wall, Stalker..
Save your heart, stop stalking my journal!
Don't ever say I haven't warn you before.

Januari 18, 2012

Menangislah..

Laguku bercerita:




"Cry Ophelia” ujar Adam Cohen, di dalam lagunya, yang juga menjadi judul dari lagu tersebut. Semua orang menangis, aku, kamu, dia, mereka, kalian, semua orang berhak untuk dan pernah menangis, kenapa ditahan? Kenapa malu? Menangis tidak kenal gender, tidak kenal usia, kedudukan, tingkat pendidikan, atau apapun. Selama label kita masih ‘Manusia’, saya rasa semuanya pernah menangis. 



Malam tadi, entah malam keberapa saya menangis, untuk satu kenangan yang seharusnya tidak baik untuk dikenang, tapi menyesal juga tidak ada guna, kan?



“Something went wrong, you are not laughing. It’s not so easy now to get your smile. You gotta be wrong, to walk these streets, and keep from falling. But when you’re not, just let yourself cry.”



Lirik lagu diatas, semacam rangkuman dari ‘teguran’ dari beberapa sahabat saya pada hari-hari sebelum saya menulis di lembaran ini. Mereka bilang, saya aneh, atau tepatnya “ada yang salah dengan saya”, tidak menangis, namun enggan tertawa. Mungkin ini yang dinamakan ‘mati rasa’, terlalu sakit hingga akhirnya tangispun enggan menyapa. Mungkin.


“…We’re all so fragile, we’re all so scared. You say you wanna learn how to live your life without tears? But we’ve been trying to do that for thousands of years. So go on and cry Ophelia, it’s the only thing to do sometimes. You know I’m crying too, right there with you. It’s alright Ophelia. Everybody cries..”



Sampai pada akhirnya, salah satu sahabat saya berkata, “Hey if you’re not feeling good, just admit it, say it “I’m not okay, but I’ll be okay. Soon.” Diapun bilang, “Apa salahnya menangis? Memangnya enak, pura-pura kuat terus? Semua orang juga pernah menangis, kalau sampai lo ga bisa cerita, ceritakan dengan air mata, percayakan bahwa air mata adalah the unspoken words? Sini nangis, disamping gue, gue temenin, gue akan disamping lo tanpa banyak bertanya, sini pake pundak gue, luapin semuanya, pake kaos gue buat ngapus air mata lo nanti.” Begitu ucapnya, sambil tersenyum, dan saya membalas dengan sebuah senyum kecil dan sebuah pelukan yang membuat kaos dibagian pundaknya basah.



Yup, apa salahnya menangis? Kalau memang sedih, sakit, perih, benci, marah, akui, setidaknya akui ke diri sendiri, tidak perlu ke tiap orang yang kita temui, setidaknya jujur sama diri sendiri, stop pura-pura ‘baik-baik’ saja pada diri sendiri. Terima dan akui bahwa kita merasa sedih dan luapkan, baik secara kata-kata, tidakan atau dengan tidak berkata-kata sekalipun, menangis, jika memang itu salah satu cara meluapkan yang paling bisa membuatmu lega.


“Thank god for my bad memory, I‘ve forgotten some of the stupid things, that I’ve done. I’ve come to a little wisdom, through a whole lot of failure. So I watch more carefully what rolls off my tongue.”


Kadang saya merasa bersyukur pada Tuhan, atas ingatan saya yang kurang baik, hehe, bukan karena apa, dengan ingatan yang kurang baik ini, saya jadi bisa cepat melupakan kenangan yang memang tidak layak untuk dikenang. Awalnya sih pasti susah untuk melupakan hal berhasil mengundang air mata kita untuk bercerita, tapi pernah tidak, saat nanti semuanya bisa kita lalui, kita justru tertawa saat mengingat masa-masa itu? Saya sering, rasanya lucu dan malu sendiri. Disaat kita sadar, ya ampun…kok bisa ya, dulu gue nangis-nangis dan sedih sampai segitunya? iyuuuhh.. ah, saat sudah bisa menyentuh tahap itu, mungkin ini yang biasa disebut dengan mereka dengan”Move On”. 


“You pray for rain, but you don’t want it from a storm. You find a rose, and cut your finger on a thorn. So go on and cry Ophelia, it’s the only thing to do sometimes. you know I’m crying too, right there with you.”


Sering dengarkan istilah, “kalau mau lihat pelangi, harus tunggu hujan datang dulu” kurang lebih seperti itu prosesnya, kita akan lihat ‘pelangi’ setelah ‘hujan’ datang. Mulai dari tahap, jujur pada diri sendiri, akui bahwa kita terluka, lalu luapkan, entah bagaimana cara kamu biasa meluapkannya, lakukan, menangis jika memang harus menangis, jangan ditahan, jangan pura-pura ‘semua baik-baik saja”, lalu mulai buat langkah baru untuk meninggalkan kenangan yang membuat kita menangis tersebut, sampai pada akhirnya kita bisa tertawa dengan jujur lagi.



“It’s alright Ophelia, everybody cries Ophelia.”



It’s alright, Hani, semua orang juga pernah menangis. 



#NowPlaying Adam Cohen –Cry Ophelia-






















Love,
ham

2 komentar:

  1. msh pgn nangis mbenk?......
    knp?...

    BalasHapus
  2. haha kepengen kok nangis, kepengen tuh iphone, macbook pro yang baru gitu ya.

    BalasHapus