Welcome to My Scratch Wall, Stalker..
Save your heart, stop stalking my journal!
Don't ever say I haven't warn you before.

Januari 11, 2012

Hani, sang duta mencintai dalam diam dan menikmati senyumnya dari kejauhan

Hay kawan, selamat siang beerhujan!


Sebagaimana sang socrates pernah berfatwa, "tiadalah tak punya hati seseorang yang ada ditengah mendung dan merindukan seseorang disana jika tak ada suatu puisi pun terlahir dalam pikirannya ~


Tweet-tweet dan status updates di sosial media pribadi saya seringkali ditenggarai oleh beberapa kawan sebagai "biang keladi" kegalauan massal. Hingga tak jarang kiranya mereka menjuluki saya sebagai DUTA GALAU atau apalah gelar gelar semacam itu yang dengan sukarela mereka anugerahkan kepada sosok kharismatik seorang Hanisa Abdul Manan.


Tentunya saya tidak berkeberatan sama sekali atas penganugerahan gelar-gelar tersebut, malahan saya patut berbahagia karena antusiasme dari apresiasi mereka terhadap karya-karya saya yang WOW! saya tak menyangka bisa memainkan hati kecil mereka biar hanya sekedar membuat mereka agak jleb, jleb, dan sangat jleb dengan tulisan-tulisan saya.


Sebenarnya di postingan kali ini saya hanya ingin menulis sebuah sajak (lagi) yang sayangnya tak bisa saya share di akun @haniylicious saya dikarenakan keterbatasan 140 karakter jejaring sosial tersebut. Ha Ha Ha! tertipu kalian semua..


Well, well, well, berhubung sudah mampir ke blog jelek saya ini, sudilah kiranya membaca (lagi) sebuah sajak untuk venus yang mungkin akan membuat saya lagi-lagi akan dianugerahi tambahan gelar sebagai:


"DUTA MENCINTAI DALAM DIAM DAN MENIKMATI SENYUMNYA DARI KEJAUHAN AWARD"


Untuk Venus,



ADA YANG LEBIH TABAH DARI HUJAN DI BULAN JANUARI


Ada yang lebih tabah dari hujan bulan Januari, ialah ia, yang terus mencintaimu, meski kau tak pernah menyadari, dan selalu berjaga dalam kesedihan dan kebahagiaanmu

Ialah yang menggeletar dalam doa-doamu, tanpa pernah kau menyadari, dan kau pun tentram karena merasa ada yang selalu menjagamu

Tanpa pernah kau menyadari, ia diam-diam menjelma bayanganmu, hingga bahkan pun dalam sunyi kau tak lagi merasa sendiri.

Ia, yang sungguh lebih tabah dari hujan bulan Januari, selalu berbisik lembut di telingamu, meski kau tak pernah menyadari, dan seluruh kenanganmu menjadi hangat dalam ingatan

Saat kau terisak menahan tangis, ia yang lebih bijak dari bulan Januari, merasuk ke dalam dadamu yang disesaki duka, hingga kau semakin memahami: betapa airmata mencintai orang yang paling dicintainya dengan cara menjatuhkan diri

Ia jugalah yang menyelusup ke paru-parumu, tanpa sekali pun pernah kau menyadari, ketika kau mendadak tersengal oleh entah apa, dan segalanya tiba-tiba saja menjadi terasa lega

Ketika senja, ia yang lebih arif dari bulan Januari, tanpa pernah kau menyadari, meruapkan hangat ke dalam teh yang tengah kau nikmati pelan-pelan, hinga kau merasakan sore begitu damai dan menentramkan

Ia jualah yang terus duduk di sampingmu, tanpa pernah kau menyadari, menemanimu dengan sabar memandangi cahaya senja yang perlahan memudar, dan kau bersyukur pada segala yang sebentar

Dan ketika kau tidur, ia yang lebih arif dari bulan Januari, tak lelah berjaga: dihapusnya debu kecemasan yang berguguran dalam mimpimu

Ada yang jauh lebih tabah dari hujan bulan Januari, lebih bijak, dan lebih arif, tetapi kau tak pernah menyadari, meski selalu ada di kesedihan dan kebahagiaanmu, karena ia tak henti-henti mencintaimu..




thanks for visiting :)


Love,
ham

Tidak ada komentar:

Posting Komentar