Welcome to My Scratch Wall, Stalker..
Save your heart, stop stalking my journal!
Don't ever say I haven't warn you before.

Oktober 24, 2012

Kamu = System?

Hi, Kamu..

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
Maka aku akan scan kamu untuk mengetahui port mana yang terbuka sehingga tidak ada keraguan saat aku c:> nc -l -o -v -e ke hatimu. Tapi aku hanya berani ping di belakang Anonymouse Proxy, inikah rasanya jatuh cinta (lagi) sehingga membuatku seperti pecundang atau aku memang pecundang sejati? yea, whatever

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
ingin rasanya aku manfaatkan vulnerabilities-mu, pakai PHP injection, lalu aku ls -la; find / -perm 777 -type d, sehingga aku tau kalau di hatimu ada folder yang bisa ditulisi atau adakah free space buatku. Apa aku harus pasang backdor “Remote Connect-Back Shell” jadi aku tinggal menunggu koneksi dari kamu saja, biar aku tidak merana seperti ini.

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
Saat semua request-ku diterima aku akan nongkrong terus di Bugtraq untuk mengetahui Bug terbarumu maka aku akan Patch and Pacth terus, aku akan jaga service-mu jangan sampai crash dan aku akan menjadi firewallmu aku akan pasang Portsentry, dan men-setting error pagemu ” The page cannot be found Caused by Has Been Owned by Someone. Get out!”. Aku janji tak akan ada macelinious program atau service yang hidden, karena aku sangat sangat menyayangimu.

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
jangan ada kata “You dont have permission to access it”,untukku, kalau kamu tak mau di Ping Flood atau DDos Attack. Please jangan! Kamu harus menjadi milikku..

Seandainya hatimu adalah sebuah system......??

Tapi sayang hatimu bukanlah sebuah system,
kamu adalah satelit baru, yang telah mengacaukan systemku!
Suatu saat nanti aku akan datang dan memintamu mempertanggungjawabkan kalau di hatiku sudah terinfeksi virus yang menghanyutkan. Tak ada anti virus yang dapat menangkalnya selain … kamu.

Oct 2012,
Ham

Oktober 20, 2012

Surat Pertama Untuk Lelaki Terakhir


“Marry me..” katamu.

Jujur, ini bukan kali pertama seseorang mengajakku menikah, tapi bisa dilihat sampai saat ini status di Kartu Tanda Pengenalku masih saja single. Dan beberapa bulan ini kalimat semacam itu hadir lagi, terngiang di tiap percakapan yang aku dan dia mulai. Aku tersenyum, bahagia mengetahui ada hati yang ingin mengabiskan masa tua dengan menyimpanku di dalamnya.

Ini surat pertama untuk lelaki terakhirku, entah siapapun dia nanti. Aku bukan wanita baik-baik, aku masih penuh dilumuti gengsi atas nama perempuan, aku punya masa lalu yang tidak baik, di kehidupan sehari-hari hingga masalah hati. Entah ada berapa banyak mantan pacarku, jariku kehabisan untuk menghitung jumlah mereka.

Aku tidak bisa menjanjikan banyak hal, aku tidak secantik mereka, aku tidak mempunyai ukuran badan idola wanita kebanyakan, tidak tinggi, rambut gampang kusut, tidak begitu pandai memasak, tidak suka olah raga, entah apa yang kamu lihat dan temukan dalam diriku hingga kamu berani nekat menawarkan masa depanmu di tangan cerita kita.

Aku ingin menikah. Bukan karena dikejar usia, bukan karena kemauan orang tua, bukan karena begah karena kesinisan mereka. Aku ingin menikah karena hatiku telah menemukan penghuni yang bisa dipercaya untuk tidak melukai dan menjaganya dengan baik.

Lelaki terakhirku, apa kamu mau menerima ku dan masa laluku dalam satu paket untuk kita gunakan membangun masa depan? Jangan khawatir atas masa lalumu, ketika aku telah memutuskan untuk menggenggam tanganmu di kencan pertama kita, artinya aku telah menggenggammu secara utuh tanpa memicingkan mata pada apa yang telah kamu sesali di belakang.

Lelaki terakhirku, aku harap dia kamu. Lelaki yang kini masih saja keras kepala meragukan keseriusanku, meragukan penghuni isi hatiku.

Dengar, keras kepala.. mereka mungkin pernah penting dalam hidupku dulu, saat aku belum mengenalmu, satu perlu kamu ingat, serusak apapun jarum jam, ia tidak akan berputar mundur. Begitupun ceritaku, untuk menyatukan aku dan kamu, kita tidak perlu bertengkar hebat sampai jarum jam patah untuk sekedar tersangkut di  masa lalu, untuk menyambut sebuah kita, aku dan kamu hanya butuh hari ini, dan esok yang biasa mereka sebut dengan “masa depan”.

Seperti yang tadi aku katakan, aku tidak bisa menjanjikan banyak hal, tapi satu yang aku pastikan, kamu akan menjadi satu-satunya penghuni di hatiku, hari ini dan esok.

Jadikah menua dengan bahagia bersama kita hari ini dan esok?




Wanita terakhirmu.
Love,
Ham

Oktober 13, 2012

Sehari Yang Tidak Berlalu Di Pikiranku


K;

Pagi itu di tepi pantai
Seorang anak menandai detik demi detik pada pasir
dan ombak membantunya menandai menit
dengan menyapunya
Hilang

Siang itu di tengah lautan
Ombak-ombak bercengkrama, bermain air, menawa-tawa
tertambat para sampan menyaksikan
kebebasan dalam angan-angan
Lepas

Senja itu di atas batu karang
sepasang kekasih berciuman mesra dalam siluet
Perlahan menghilang
lalu saling melepaskan
Kelam

Malam itu seorang lelaki merenung
menulis takdir bersama sepasang lentera
satu menghangatkan ruangan
satu membakar kenangan
Rapuh

Pagi itu di tepi pantai
Seorang wanita menandai detik demi detik pada pasir
dan ombak membantunya pulang
Kerumah yang lebih nyaman
Hilang

Patutkah segalanya berhenti?


Tidung, August 2012
HAM