Welcome to My Scratch Wall, Stalker..
Save your heart, stop stalking my journal!
Don't ever say I haven't warn you before.

Desember 18, 2012

Hujan Di Tengah Desember


Aku suka hujan, tapi tidak di sore ini.

Kenapa kamu harus turun?

Tiap rintikmu hanya membasahi kedua pipi yang rindu akan kecup kekasih.

Rintikmu kali ini membuat segala ramai terasa sepi, membuat seorang perempuan terdiam di hadapan jendela mengingat betapa rindunya ia akan pelukan kekasih.

Sungguh aku suka hujan, tapi tidak di Desember ini.

Kenapa harus turun sekarang?

Tiap rintikmu hanya membuatku merasa cemburu, dari langit yang sama hujan turun menyentuh kekasihku.

Rintikmu kali ini membuatku lupa menyembunyikan sunyi yang kelewat lantang meneriakkan betapa inginnya aku melihat senyumku di dalam mata kekasihku di hadapan mereka.

Aku tidak suka hujan, hadirnya hanya membuat detik jam terasa melambat mengantar hadir kekasihku.

Aku tidak suka hujan, riuhnya hanya melahirkan sepi yang selama ini kubesarkan di rahim sunyi, anak dari penantian akan kekasih.

Aku tidak suka hujan, sungguh aku tidak mau hujan.. Jika tidak ada kamu di sini. Sungguh.








Love, ham

Oktober 24, 2012

Kamu = System?

Hi, Kamu..

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
Maka aku akan scan kamu untuk mengetahui port mana yang terbuka sehingga tidak ada keraguan saat aku c:> nc -l -o -v -e ke hatimu. Tapi aku hanya berani ping di belakang Anonymouse Proxy, inikah rasanya jatuh cinta (lagi) sehingga membuatku seperti pecundang atau aku memang pecundang sejati? yea, whatever

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
ingin rasanya aku manfaatkan vulnerabilities-mu, pakai PHP injection, lalu aku ls -la; find / -perm 777 -type d, sehingga aku tau kalau di hatimu ada folder yang bisa ditulisi atau adakah free space buatku. Apa aku harus pasang backdor “Remote Connect-Back Shell” jadi aku tinggal menunggu koneksi dari kamu saja, biar aku tidak merana seperti ini.

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
Saat semua request-ku diterima aku akan nongkrong terus di Bugtraq untuk mengetahui Bug terbarumu maka aku akan Patch and Pacth terus, aku akan jaga service-mu jangan sampai crash dan aku akan menjadi firewallmu aku akan pasang Portsentry, dan men-setting error pagemu ” The page cannot be found Caused by Has Been Owned by Someone. Get out!”. Aku janji tak akan ada macelinious program atau service yang hidden, karena aku sangat sangat menyayangimu.

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
jangan ada kata “You dont have permission to access it”,untukku, kalau kamu tak mau di Ping Flood atau DDos Attack. Please jangan! Kamu harus menjadi milikku..

Seandainya hatimu adalah sebuah system......??

Tapi sayang hatimu bukanlah sebuah system,
kamu adalah satelit baru, yang telah mengacaukan systemku!
Suatu saat nanti aku akan datang dan memintamu mempertanggungjawabkan kalau di hatiku sudah terinfeksi virus yang menghanyutkan. Tak ada anti virus yang dapat menangkalnya selain … kamu.

Oct 2012,
Ham

Oktober 20, 2012

Surat Pertama Untuk Lelaki Terakhir


“Marry me..” katamu.

Jujur, ini bukan kali pertama seseorang mengajakku menikah, tapi bisa dilihat sampai saat ini status di Kartu Tanda Pengenalku masih saja single. Dan beberapa bulan ini kalimat semacam itu hadir lagi, terngiang di tiap percakapan yang aku dan dia mulai. Aku tersenyum, bahagia mengetahui ada hati yang ingin mengabiskan masa tua dengan menyimpanku di dalamnya.

Ini surat pertama untuk lelaki terakhirku, entah siapapun dia nanti. Aku bukan wanita baik-baik, aku masih penuh dilumuti gengsi atas nama perempuan, aku punya masa lalu yang tidak baik, di kehidupan sehari-hari hingga masalah hati. Entah ada berapa banyak mantan pacarku, jariku kehabisan untuk menghitung jumlah mereka.

Aku tidak bisa menjanjikan banyak hal, aku tidak secantik mereka, aku tidak mempunyai ukuran badan idola wanita kebanyakan, tidak tinggi, rambut gampang kusut, tidak begitu pandai memasak, tidak suka olah raga, entah apa yang kamu lihat dan temukan dalam diriku hingga kamu berani nekat menawarkan masa depanmu di tangan cerita kita.

Aku ingin menikah. Bukan karena dikejar usia, bukan karena kemauan orang tua, bukan karena begah karena kesinisan mereka. Aku ingin menikah karena hatiku telah menemukan penghuni yang bisa dipercaya untuk tidak melukai dan menjaganya dengan baik.

Lelaki terakhirku, apa kamu mau menerima ku dan masa laluku dalam satu paket untuk kita gunakan membangun masa depan? Jangan khawatir atas masa lalumu, ketika aku telah memutuskan untuk menggenggam tanganmu di kencan pertama kita, artinya aku telah menggenggammu secara utuh tanpa memicingkan mata pada apa yang telah kamu sesali di belakang.

Lelaki terakhirku, aku harap dia kamu. Lelaki yang kini masih saja keras kepala meragukan keseriusanku, meragukan penghuni isi hatiku.

Dengar, keras kepala.. mereka mungkin pernah penting dalam hidupku dulu, saat aku belum mengenalmu, satu perlu kamu ingat, serusak apapun jarum jam, ia tidak akan berputar mundur. Begitupun ceritaku, untuk menyatukan aku dan kamu, kita tidak perlu bertengkar hebat sampai jarum jam patah untuk sekedar tersangkut di  masa lalu, untuk menyambut sebuah kita, aku dan kamu hanya butuh hari ini, dan esok yang biasa mereka sebut dengan “masa depan”.

Seperti yang tadi aku katakan, aku tidak bisa menjanjikan banyak hal, tapi satu yang aku pastikan, kamu akan menjadi satu-satunya penghuni di hatiku, hari ini dan esok.

Jadikah menua dengan bahagia bersama kita hari ini dan esok?




Wanita terakhirmu.
Love,
Ham

Oktober 13, 2012

Sehari Yang Tidak Berlalu Di Pikiranku


K;

Pagi itu di tepi pantai
Seorang anak menandai detik demi detik pada pasir
dan ombak membantunya menandai menit
dengan menyapunya
Hilang

Siang itu di tengah lautan
Ombak-ombak bercengkrama, bermain air, menawa-tawa
tertambat para sampan menyaksikan
kebebasan dalam angan-angan
Lepas

Senja itu di atas batu karang
sepasang kekasih berciuman mesra dalam siluet
Perlahan menghilang
lalu saling melepaskan
Kelam

Malam itu seorang lelaki merenung
menulis takdir bersama sepasang lentera
satu menghangatkan ruangan
satu membakar kenangan
Rapuh

Pagi itu di tepi pantai
Seorang wanita menandai detik demi detik pada pasir
dan ombak membantunya pulang
Kerumah yang lebih nyaman
Hilang

Patutkah segalanya berhenti?


Tidung, August 2012
HAM


September 28, 2012

Bukan ingin mengasihani kamu, aku hanya tidak tega melihatmu menderita.

aku ingin masuk ke dalam kepalamu, lalu membunuh aku

aku ingin masuk ke dalam hatimu, lalu mengambil setiap bagian tubuhku

aku ingin menelusuri setiap senti tubuhmu dan tulang

sel
lubang
pori
ruas

lalu
menghapus
setiap
jejak
kenangan
yang pernah kutinggalkan

kemudian pergi tak kembali

agar tiada lagi aku, agar kau lupa tentang aku


agar hanya aku yang bisa mengingat kita





September 2012
Love, ham

September 04, 2012

Karam..




Ada kala aku merasa seperti matahari, dan menganggap kamu bulan yang kuhidupi-namun terpisahkan sepanjang pagi dan malam. Jarak yang abadi.

Seperti jarak di antara kita, yang sedemikian dekat, lebih tipis dari sekat namun amat jauh dari segala. Terutama setelah kehadirannya, jarak mencapai titik terjauhnya. Ada kala kita berpelukan, dan pundakku jadi segala kolam yang menampung tangisan. Tangisanmu, air mata yang mengalir karena duka yang ditorehkannya–ialah duri-duri mawar dari pelukanmu yang menancap di punggungku.

“Terima kasih,” ujarmu lirih. Anggukanku lebih dari sekedar jawaban. Tidak perlu kata-kata yang banyak untukmu. Pelukan sudah jadi sebuah tindakan penyelamatan bagi seluruh dukamu. Aku tahu kamu mengerti apa yang aku akan selalu sediakan untukmu. Kamu tahu aku mengerti hanya inilah yang bisa kusediakan untukmu. Tidak ada saling meminta yang lebih dari ini. Mengertimu hanya untuk pribadi, sama sekali bukan untuk berbagi.

Sesungguhnya aku tak pernah bermaksud membuatmu menangis. Namun begitulah, tidak selamanya yang kumaksudkan baik, adalah benar bagimu. Kita tidak seharusnya saling mengerti. Tapi tidak juga harus menyakiti. Atau mungkin sebaiknya kita tak pernah bertemu.

Aku bahagia bila kamu bahagia. Meski bahagiamu karenaku lebih membahagiakanku daripada bahagiamu karenanya. Pernah kulihat senyummu yang penuh cinta–cinta kepadanya–aku mati hati, terkubur di liang sepi.

Ingin aku katakan segala isi pikiranku kepadamu-bukan perasaanku-tentang kamu dan dia. Bahwa dia yang sedemikian kamu cintai, ialah dia yang senantiasa menyakiti. Hubungan yang sedemikian susah kamu perjuangkan, ialah hubungan yang memiliki segala alasan untuk kamu lepaskan. Namun aku tenggelam dalam ketakutanku, kehilanganmu.

Sayang, aku bukan kekasihmu. Tapi beginilah aku, setia menunggumu, setia hadir dalam setiap kesedihanmu. Setia menampung setiap tetes air matamu.

Kuingatkan sekali lagi sayang, hatiku memiliki pintu yang senantiasa menunggu jemarimu mengetuk. Sebut namamu yang merupakan kunci agar pintu ini terbuka dan silahkan masuki. Namun jika terlalu lama, kamu tak pula datang mengetuk, pintu ini akan kukunci selamanya. Menutup pintu dan telinga, meninggalkanmu mengetuk di depannya.

Ternyata cara paling hebat melukaimu, ialah mengabaikanmu.

Selamat karam, kekasihku—di laut malam.

August 2012
Ham

Agustus 31, 2012

Jangan Aku!

Jangan menangis, sayang.. Ini bukan kegagalan yang pertama, bukan?

Jangan sedih, sayang.. Ini hanya rindu yang tak berbalas

Jangan takut, sayang.. Ini hanya aku, dengan segala cinta palsu yang terlalu kamu percaya

Sudah kubilang, cerita kita terlalu murah untuk sekedar dijadikan judul puisi

Biarpun kamu eja dengan cantik, “aku mencintaimu”, di sini aku hanya bisa melanjutkannya “…dengan segala kepalsuan air mataku”

Aku fikir kamu paham, aku sangka kamu mengerti bagaimana caranya bercanda

Sudah, sayang.. hapus air matamu, bergabunglah denganku menertawai coretan Tuhan kali ini

Kasihku terlalu sempit untuk kamu jadikan alas kaki kebahagiaan yang terlalu kamu agungkan; cinta

Cinta katamu. Nafsu ejaku.

Masihkah kurang malam-malam yang telah kita perkosa atas nama ‘cinta’?

Masihkah kurang dengungan rindu yang berpelukan telanjang di dalam kamar hatimu?

Apa aku harus telanjang di depanmu kali ini? biar tembus kamu lihat, di hati ku memang tidak pernah ada nama mu

Tidak, sayang..aku tidak akan pernah melupakan hangatnya jemarimu yang telah menyentuh tiap inci kenangan kita

Jangan khawatir, mungkin kamu tidak pernah singgah di hatiku, tapi aku masih bisa menyembunyikan namamu di sudut memori kelamku


Sudahlah…sana pulang, aku bukan rumahmu

Bukan jemariku yang pantas untuk mengisi rongga di jemarimu

Sana, pergi, buang aku dari hatimu, cintamu kalah telak dengan egoku

Sana, jatuhlah di hati wanita yang bisa tersenyum menangkap segala ceritamu

Bukan aku. Jangan jatuh di sini, jangan berhenti di namaku

Nanti datang lagi, saat bisa menggandeng tanganku tanpa perlu menumbuhkan harapan konyol berjudul “tua bersama”





Jika belum bisa, lebih baik biarkan cerita kita bergandengan tangan dengan kenangan. Lalu nama kita tertinggal di jelaga kemunafikan.

Sana pulang!

August 2012
Ham.

Agustus 30, 2012

Pada Akhirnya..


Akhirnya segala yang pernah aku dan kamu takutkan terjadi juga

Seperti dipaksa memutar jarum jam ke arah berlawanan

Kembali pada kala kita belum saling berbagi rasa, saat tawa tiada arti apa-apa, ketika tangis bukan akhir segala

Berpura-pura saling tak mengenal, berperang tanpa pedang, berlomba menang atas kekalahan yang kita sendiri ciptakan

Lalu mulailah kita mencobai Tuhan

Mengukuh-buktikan apakah ungkapan “jodoh tiada ke mana” benar adanya

Kita salah

Aku dan kamu tetap berlari, namun kini kian menjauh, berlawan arah

Aku dan kamu masih berjalan, hanya kini tak lagi bersisian

Aku dan kamu terpaksa merangkak, mencoba samarkan luka yang kian mengerak

Setelah tak ada lagi kita, tetaplah temukan bahagia

Sekalipun bukan lagi aku dan kamu sebagai porosnya

























Love, ham

Agustus 16, 2012

Kepergian dan Perempuan Yang Terlelap Dalam Penantian


Apa saja yang sedang kaulihat di atas sana?

Entah seberapa dalam kita saling melukai suatu malam
Sampai kutemukan kau meninggalkanku terlelap dengan sekawanan kupu-kupu:

Kehilangan yang terbang memenuhi dada dan perutku.

Meski begitu mulai kunikmati pagi-pagi timbul tenggelam dalam perasaan
Yang kita muntahkan setengah sadar
Sebab mungkin memang tak ada yang perlu disesali
dari sebuah kepergian

(Kuingat kita pernah membayangkan membebaskan diri
dalam sebuah pendakian
dan tersadar kata-kata tajam akan menjadikannya
perjalanan yang berbahaya)

Maka aku akan berhenti bergantung pada sayapmu sejenak— kubiarkan kau kembali menjadi elang
yang bebas terbang.
Tapi kautahu ke mana dapat pulang jika perjalanan
menjadi terlalu sepi untukmu

Seorang perempuan tengah terlelap
dengan sekawanan kupu-kupu yang kautinggalkan,
Dan membuatnya menunggu.



Love,
ham

Agustus 08, 2012

Selebihnya, sunyi..

Dinding kamar tak pernah sedingin ini
Bisik detak jarum jam semakin menggema di tiap detiknya
Sarang laba-laba, ruam jelaga
Dan beberapa gambar, bertebaran mengundang kenangan

“Maafkan khilafku, memberikan cinta yang terlalu besar padamu,” gumamku lesu

Selarik napas panjang, tertahan dalam-dalam, tak mau biarkan diafragma lengang
Biar penuh, biar sesak, biar pecah!

“Setelah habis tangis ini, Tuhan… Ajar aku kembali merelakan. Lalu dengan remah kekuatan, izinkan aku mencinta dengan bijaksana, seperti belum pernah kau dan aku ciptakan sebelumnya.”

Pekik kehilangan
Sempat memekak
Semakin lindap
Selebihnya, sunyi abadi
Sebuah hati, sekali lagi mati
















Love, ham

Agustus 04, 2012

Jengah

Seperti kehampaan yang sengaja tak dibiarkan penuh

Seperti kekosongan yang menakdirkan diri setia pada yang tak terisi


Seperti hidup yang menunggu mati


Terima saja kenyataan: kita tak pernah bertemu di satu titik nadir


Mengucap sumpah senyawa-sejiwa, sembari tak henti bersitegang tentang apa saja


Abaikan lelah mencinta atas dasar ingin tetap bersama


Kita lupa, bahwa hati pun punya masa


Dan kata ‘selamanya’, tak pernah benar-benar selamanya


Selebihnya,


Aku,


Kamu...


Hanyalah kesia-siaan yang terbiasa saling melukai


Hingga rasa ini memilih mati.


Love, ham

Juli 31, 2012

Untitled




Aku pernah membayangkan, hidup dalam sebuah akuarium buatan
Bukan, bukannya aku mau menjelma jadi ikan
Hanya inginkan kepala ini dikelilingi sebuah ruang sempit berisi cairan
Dan paru-paruku berubah fungsi menjadi insang

Bayangkan betapa konyolnya saat aku tertawa
Akan ada gelembung-gelembung udara
Berlomba menyembul ke dunia luar yang fana
Saat emosi meletup, aku tak perlu kepayahan meredam amarah
Sebab dinginnya air pada kepala, akan menyejukkan hatiku pula
Tiba bagian saat aku terluka, menangis karena orang yang aku cinta
Airmataku akan larut bersama cairan yang memenuhi akarium kaca
Membuatku lihai menyembunyikan duka


Sepanjang hidup telah kuhabiskan bernapas di dalam air
Insangku begitu terlatih walau tak jarang tertatih
Maka jika nanti Tuhan memanggilku
Aku tak mau tidur panjangku jadi gelisah karena dikelilingi tanah basah
Biarlah lautan menjadi persemayamanku yang terakhir
Melarungkan jiwaku ke hatimu yang hilir
Pun saat sinar senja jatuh menerpa lautanku
Dan awan mendung menggelayuti hatimu yang rindu
Nikmati aku kala hujan menyentuh lapang dadamu
Di setiap butirnya, aku ada.


Love, ham

Juli 03, 2012

Pulang...


Sudah tidak ada senja, tidak ada hujan.
Hanya tersisa malam dengan harapan yang renta.
Doa-doa masih meletup, menatap mimpi yang kian meredup.
Apa kau dengar, ketuk pintuku yang makin nyaring?
Tak jua pintu kau buka, tak jua ada jendela yang menganga.

Sebaiknya aku hentikan di sini.
Sebelum ada luka, sebelum bahagia menghantamku dengan nyata.
Aku pulang, Sayang..
Hampir kupikir engkau rumahku.
Tidak, tak se-sentipun celah pintu kau berikan untukku sekedar mengintip.

Aku pergi.
Membawa kembali hati yang telah kukotaki dengan pita penantian di depan pintu hatimu.

Entah, di langkah keberapa akan kusesali kepulanganku.
Tapi malam ini, aku putuskan untuk menyelamatkan hati.
Entah, di senja keberapa rasa ini akan gugur.
Tapi malam ini, akan kugoyahkan sekuat hati hingga dahan yang selama ini menguatkanku mati.

Hari makin renta, usai sudah dongeng yang selama ini biasa kita tuliskan sebelum tidur.

Selamat malam, Sayang..
Aku pulang.















Love, ham

Mei 03, 2012

Jatuh pada cinta yang baik

Awal 2012 lalu, saya berjanji kepada diri sendiri. Jika tahun ini memulai hubungan baru, saya harus terjatuh pada cinta yang baik. Namun saya terhenti di suatu malam setelah pertemuan kembali dengan seorang teman lama yang saya kenal. Pertanyaan mulai memenuhi kepala. Cinta yang baik? Bagaimana saya tahu jika kali ini adalah cinta yang baik?

“Mulailah dari awal yang baik,” tiba-tiba terdengar suara kecil membisik di telinga kiri saya. Masuk akal.

Belakangan ini, saya kerap menjalin hubungan dengan awal yang kurang baik dan berakhir dengan tidak baik pula. Awal yang baik berarti jatuhlah pada hati yang belum termiliki. Ya, seharusnya sih. Tapi lagi-lagi kalimat tersebut menimbulkan pertanyaan baru di kepala saya.  Apa benar jika kita memulai hubungan dengan tidak baik maka akan berakhir tidak baik? Apa benar semua hubungan yang dimulai dengan baik, maka akan berjalan dengan baik tanpa akhir? Lalu bagaimana dengan pendapat yang selama ini saya setujui bahwa “Happy ending is just an undone story?”

Apakah saya bisa memilih kepada siapa cinta saya harus terjatuh?

Entah, apa jawaban dari pertanyaan tersebut. Yang saya tahu, saya selalu jatuh cinta dalam keadaan sadar. Sadar dalam artian, saya tidak perlu bertanya kepada siapapun “am I falling in love?”, seperti yang kerap terjadi  pada tokoh-tokoh dalam film cinta belakangan ini.

Saya tidak memilih kepada siapa atau pada jenis cinta macam apa saya terjatuh. Tapi saya selalu sadar “Saya akan jatuh cinta” di pertemuan pertama dengan orang yang akan membuat saya jatuh cinta. Cerita setelah jatuh cinta, itu beda lagi. Itu skenario baru yang sungguh tidak ada yang tahu akan berjalan atau mungkin berakhir seperti apa.

Cinta yang baik. Bagi saya semua cinta baik. Cinta tidak akan melukai. Ketika saya mampu secara sadar melukai seseorang, maka apa yang selama itu saya sebut cinta, bukanlah cinta. Entah itu sekedar suka, penasaran, kagum, ego, tapi yang pasti melukai tidak layak disebut ‘cinta’.

Cinta tidak akan melukai. Cinta tidak akan memaksa. Cinta adalah senyum. Cinta adalah kebahagiaan. Bahagia melihat orang yang kita akui ‘cintai’ bahagia. Klise sih, dan akan banyak yang menentang. Tapi banyaknya kegagalan yang saya jalani dalam cerita-cerita sebelumnya, mendewasakan pemaknaan cinta yang selama ini dengan mudah saya eja.

Tahun lalu, saya bertemu sosok yang membuat saya belajar mencintai dengan baik: membebaskan, melepaskan, serta memaafkan. Membebaskan ke mana hati sosok tersebut berlabuh, melepaskan genggaman tangan yang tidak terlalu erat, serta memaafkan cerita Tuhan yang kurang sesuai dengan harapan-harapan yang selama ini saya bangun di imajinasi saya sendiri.

Ternyata, rasa sakit tidak begitu menyesakkan di tiap langkah yang saya ambil untuk menjauh, hangat. Ya, akhirnya, untuk pertama kalinya, perpisahan yang biasanya membuat saya kalang kabut dan norak tidak lagi saya rasakan pada sosok ini. Bukan karena perasaan saya padanya kurang kuat, namun cinta saya pada diri saya sendiri jauh lebih besar. Saya enggan mengizinkan hati saya terluka makin dalam dengan terus bertahan dan berjuang dengan seluruh rasa, hanya untuk hati yang separuh.

Saya dan teman-teman ngehek yang selalu gentayangan di hidup saya dengan sadar yakin bahwa waktu itu saya jatuh cinta. Entah jatuh pada cinta jenis baik atau buruk. Yang saya tahu, kala itu saya berhasil mencintai dengan baik. Mencintai diri saya sekaligus dia, sosok yang akhirnya membuat saya merasakan hangat dan senyum tiap kali mengenang cerita singkat kita.

Saya mau jatuh pada cinta yang baik. Namun jauh di lubuk hati, saya mau mencintai dengan baik terlebih dulu, agar jika saatnya cinta baik itu tiba, saya tidak akan memalukan dia yang (maunya) akan mencintai saya dengan baik.

Perpisahan waktu itu, bukan tutup buku untuk kehidupan percintaan saya.Saya hanya sekedar memberi ruang, untuk dia merasakan kehilangan jika memang saya pernah penting di hatinya. Memberi ruang bagi hati saya untuk menyembuhkan luka yang belum cukup dalam. Memberikan ruang pada cerita kami yang sebelumnya terlalu cepat dan padat akan senyum serta tangis yang menghantam bertubi tanpa ada persiapan.

Jika memang cinta, maka jatuhlah, terus, lalu bertahanlah. Itu saja yang tadinya saya tahu. Nikmati apabila masih nikmat. Lepas saat yang tersisa hanya cemas. Kemudian seorang teman pernah berkata pada saya, pejuang yang baik, tahu kapan harus maju, kapan harus mundur, dan kapan harus diam menyusun strategi.

Sedih? Menangis? Pastilah, tapi lagi-lagi saya teringat, saya terlalu mencintai diri saya sendiri hingga tidak akan lagi membiarkan siapapun melukai hati, pikiran dan tubuh saya termasuk oleh harapan serta mimpi saya sendiri.

Tentu, saya mau jatuh pada cinta yang baik. Dan inilah saya sekarang. Karena saya akhirnya jatuh pada cinta yang baik, pada diri saya sendiri. Dengan mencintai hati saya sendiri, akhirnya saya bisa mencintai orang lain (dengan baik). Tanpa drama, tanpa sedih terlalu lama, tanpa perlu ada yang terluka.

Dan kali ini, saya menemukannya; tepat sesuai prolog yang diizinkan ego saya. Dengan awal yang baik, kisah yang baik, dan (semoga) cinta yang juga baik.

Dia, seseorang yang bukan yang pertama, dan bukan pula yang terakhir. Karena saya lah yang akan selalu berada di tengah. Tengah jatuh cinta. :')

Love, ham

April 01, 2012

Untuk semua hal: Terima kasih dan Selamat 19 tahun!

Hey, kamu.

Untuk kesetiaannya mendengarkan saya: terima kasih. Padahal kadang-kadang saya suka meracau nggak jelas gitu. Sebentar, kamu ngedengerin saya beneran kan?

Untuk ketabahannya saat-saat saya mengalami naik-turun mood, dan merongrongmu dengan tingkah ngeselin, terima kasih.

Untuk kerelaannya dipaksa terjaga padahal sudah ngantuk berat saat saya ingin bercerita, terima kasih.

Untuk kerelaannya saat saya protes karena kamu nguap waktu saya sedang bersemangat bercerita; terima kasih.

Untuk cuma menghela napasnya saat saya terserang penyakit judes, terima kasih.

Untuk ngecek sejam sekalinya saat saya sakit, terima kasih. Mbok ya kalau nggaksakit dicek juga. Huh!. *loh?*

Untuk percaya sepenuhnya pada saya, terima kasih.

Untuk mengajarkan saya agar tidak panikan. Iya memang panik itu nggak guna sih. Tapi gimana dong? hehe

Untuk mengajarkan saya bahwa kamu bukan mind-reader, kelempenganmu membuat saya sadar, bahwa mending ngomong, daripada sok-sok ngambek gitu.

Untuk cekikikan sektoral-nya saat membahas dan mengembangkan keagenan dewa Mars, Oasis, Manchester united dan hal-hal nggak jelas lainnya, terima kasih.

Untuk ketidak-ekspresifan dan jarang mengobral ‘I love you‘, ‘I miss you‘ dan kalimat sejenis, terima kasih. Kenapa terima kasih? Karena sekalinya kamu bilang seperti itu, saya tahu kamu serius; dan saya jadi semakin sayang kamu :D

Untuk larangan-larangannya mengonsumsi terlalu banyak minuman pilsener, supaya sehat. Sekarang masih, tapi sudah berkurang kok

Untuk selalu bersikap supportif. S-e-l-a-l-u. Terima kasih.

Untuk mengajarkan saya tentang ‘yang sudah lewat dan sudah selesai ya sudah, nggak usah dibahas lagi.’, terima kasih.

Untuk berbagi cerita yang kamu anggap menarik, terima kasih. Hey, kamu, saya selalu suka mendengarkan kamu bercerita dengan bersemangat dan wajah glowing. That’s kinda cute! :)

Untuk mengajarkan saya agar tidak reaktif dan menjadi pengamat dalam segala hal alias nyinyir, terima kasih. Sekarang sudah berkurang kok, nggak langsung nyamber kalau ketowel dikit.

Untuk mengajarkan saya agar peduli pada sekitar; saya ingat dimanapun kamu berada, everybody knows you, dear..

Untuk mengajarkan saya agar tidak peduli pada hal-hal yang tidak penting, terima kasih. Yup, hidup lebih ringan, kalau hal-hal yang nggak ada korelasi-nya kita buang sajah pada tempatnya.

Untuk kerelaannya mengulangi beberapa bagian menarik ketika kamu sedang bercerita di atas motor karena saya rada budek kalo keilangan fokus.

Kamu : Iya gitu ceritanya

Saya : ….

Kamu : pasti tadi nggak kedengeran deh.

Saya : hehe. Iya. Ulangin lagi dong.. :D

Untuk tidak pernah melarang saya dan hanya ketawa sambil geleng-geleng kepala saat saya mengeluarkan becandaan plesetan, srimulatan atau gombal-menggombal malesin.

Untuk kerelaannya memastikan saya sampai dirumah dengan selamat meski kamu harus basah kuyup kehujanan malam-malam demi menjemput saya dimanapun. Its kinda real romantic :")

Masih banyak sih, hal-hal ajaib yang saya alami bersama kamu, dan saya harus berterima kasih untuk hal-hal tersebut, tapi nggak mungkin saya tulis semua di sini.

Pokoknya, ini yang terpenting : untuk beberapa bulan ini. Terima kasih, lho… sudah pasti tiada kesan tanpa kehadiran anda.

Ya,ya, saya tahu, kamu pasti menganggap perayaan-perayaan seperti ini jatahnya para ABG. Biarlah, kan saya pernah bilang, bahwa perkembangan mental saya berhenti di umur 18 tahun.

Selamat ulang tahun ya! Semoga tahun depan dan tahun-tahun berikutnya tetap saya yang merayakan 1 April ini, untukmu..

"One of the things that I want to say just aren't coming out right
I'm tripping on words
You've got my head spinning
I don't know where to go from here

'Cause it's you and me and all of the people with nothing to do
Nothing to prove
And it's you and me and all other people
And I don't know why, I can't keep my eyes off of you"




(Lifehouse - You and Me)


Ham

Maret 24, 2012

Rambut Bob

Hi, Rambut Bob…

Apa kabar? Sudah lama kita gak ngobrol soal cinta.

Belum kapok jatuh cintakan?

Kalau berani jatuh ya harus siap patah, itu yang selalu lo bilang ke gue loh. Sekarang gue balikin lagi kata-kata itu ke elo. Masih berani jatuh cinta?

Ah, I know u, lo pasti gak akan kapok. Kita pernah bahas kan.. seberapa patah dan sakitnya hati karena cinta terakhir yang sempet dipercaya, kita gak akan nyesel, malah nagih, nagih cinta baru, nagih cinta baru buat nyembuhin yang terakhir.

Lagiankan yah, bukan waktu yang bakal nyembuhin luka lo, tapi cinta baru. Rambut Bob, mau sembuh nggak? Ya jatuh cinta lagilah kalau mau cepet lupa luka yang lama.

Sekarang lagi dekat sama siapa?

Jangan balikan, kata mereka, balikan itu suatu bentuk move on yang mundur. Kinda oxymoron, right? Rrrr.. lo ngga mau kan pangilan sayang gue berubah dari mblo jadi mblo'on ke lo? Jangan jilat ludah sendiri kalau kata orang tua jaman dulu.

Nah, nunggu apa lagi? Cakep udah, sexy udah, pinter udah, pakai baju yang cantik gih, pakai blush on pink, muka lo tuh pucet banget sekarang.. Yang cantik, liat sekeliling, jangan berfikiran terlalu jauh, I mean.. keseringan ngarep yang jauh-jauh, padahal di sekitar lo juga banyak pria yang layak dicintai. Ayolah rambut bob.. buka hati lagi. Cinta bukan hal yang perlu dikapokin.

Lo pikir kalau keseringan jatuh maka lo bakal remuk? Nggak… justru lo makin kuat, makin keren, makin bisa tau mana yang layak disisir, biar lo mengembang sempurna selayaknya rambut bob di sampul Vogue.

Udah.. lupain dia yang udah nyakitin lo, dia bakal nyesel ngeliat lo yang sekarang. Gosipnya sekarang udah kurusan? Rambut makin panjang? Dan lagi proses perapihan gigi dengan pasang behel? Woooo.. gue jamin, nanti pas dia liat lo bakal nyesel sampe galau mampus di timeline karena udah pernah nyianyiain orang sehebat lo demi seseorang yang entah apa. hehe

Dan jika saat itu tiba, lo udah gak peduli lagi, karena elo udah bahagia dengan cinta baru yang bisa bikin lo tersenyum tiap kali namanya tereja di kepala lo. Ngaku deh, sekarang udah ada yang barukan? Cuma masih aja lo ngeyel dan gak mau cerita-cerita dia ke gue? Yakan?

Ah, Rambut Bob. Lo emang harus jaga hati baik-baik sih, tapi tenang, gue bisa kasih tau lo tempat buat imun patah hati. Atau sore ini lo mau gue anter ke roxy? Cari anti-spy buat hati lo biar ngga kegores-gores lagi? Kayak hati gue nih! Udah sering banget jatuh, udah gak akan berasa lagi kalau ada yang matahin, malah gak akan bisa patah lagi. Gak apa, gue gak akan kapok kok nerima nama baru di sini. Asal lo seneng, gue pasti bahagia.

Kabar-kabarin kalau udah ada taksiran baru.

Dan stop dengerin Adele! You don’t need to find someone like him.
























Ketjoep with Love,
ham

Maret 15, 2012

Menemukan Sesuatu Yang Tidak Ada



Pelajaran Matematika. Guru kami bapak mungil dengan celana yang sebentar-sebentar turun sedikit ke pinggulnya. Katanya, kami harus mencari angka yang tepat untuk mengganti x agar jumlahnya nol. Jika kamu adalah x, aku akan berhenti membenci pelajaran ini setelah menemukan angka untuk membuatmu tak ada.

"Tapi tak bisa", kata Pak Guru sambil menaikkan celananya. "Sebab belum ada rumus yang ditemukan untuk menghapus variabel cinta."


Pelajaran Bahasa Indonesia. Guru kami perempuan seksi tigapuluhan dengan rajah di pergelangan tangan. Katanya, kami bisa suka-suka menciptakan semesta saat menulis puisi-puisi cinta. Jika benar begitu, aku akan menulis semesta sempurna yang tidak ada kamu, lalu tinggal sendiri saja di dalamnya.

"Tapi tak bisa", kata Bu Guru sambil membetulkan kacamatanya. "Sebab cinta tetap akan mengikutimu dalam semesta yang pura-pura."


Pelajaran Olahraga. Guru kami jejaka sarjana muda dengan tubuh tegap dan kulit cokelat menggoda. Katanya, kami dapat dengan mudah memasukkan bola ke dalam keranjang dengan perhitungan seksama. Jika aku sudah bisa, akan kuanggap kamu bola lalu kulempar masuk keranjang yang tak berlubang di bawahnya.

"Tapi tak bisa", kata Pak Guru sambil menyeka keringatnya. "Sebab tak perlu celah bagi cinta untuk kembali ke dadamu kapan saja."


Maka kutanya pada Pak Kepala Sekolah yang sudah banyak beruban, yang dalam benakku terlalu banyak makan asa garam kehidupan, dalam pelajaran apa aku bisa menemukan cara berhenti jatuh cinta. Ia berpikir lama sekali sampai akhirnya berkata sambil mengusap-usap jenggotnya:

"Sesungguhnya, nak, yang ingin kautemukan itu
adalah sesuatu yang tidak ada."



March 15th,

Love
Ham

Maret 06, 2012

Biarkan aku tetap seperti ini

Andai kau tahu, Rana, tertawa tanpamu itu sulit, tentu kau tak akan pernah melarangku menangis.


Ibu mengusap air mata yang perlahan jatuh di pipiku, ini kesekian kalinya Ibu melihatku menangis. Tapi tak sedikitpun Ibu bertanya padaku mengapa aku menangis. Aku sendiri pun telah melupakan alasan yang membuat air mata ini menciptakan aliran sungai di pipiku.


Ku lihat sekilas di mata Ibu ada air mata yang menetes. mungkin karenaku.


“Res, mengapa tak mau ke Rumah Sakit? Andai saja kamu mengerti harapan Ibu padamu nak..” ucap Ibu sambil memeluk tubuh ku.


Dan andai ibu juga mengerti apa yang kurasakan saat ini, mungkin Ibu akan tahu mengapa aku lebih memilih disini, tetap begini. Aku berbisik dalam hatiku.


Ku paksakan sebuah senyum termanisku untuk Ibu, agar ia berhenti meneteskan air matanya, agar wajah ayunya tak tertutup oleh gurat gurat kesedihan. Aku tersenyum, kemudian mengajak Ibu tertawa melupakan kesedihan yang baru saja melingkupi kami. Ibu masih saja menangis, ah.. Ibu memang terlalu rapuh batin ku dalam hati. Ia tak bisa sepertiku yang selalu bisa tertawa. Ibu memang kerapkali seperti ini, aku sudah terbiasa melihatnya menangis. Kita memang seringkali menangis bersama-sama.


***

Saat aku membuka mata, kulihat seseorang menyuntikkan cairan padaku, tiba-tiba pandanganku mengabur dan hanya gelap yang bisa kulihat. Aku seperti ingin kembali tertidur. Dengan samar masih bisa ku dengar isak tangis Ibu di sampingku, aku merasakan tubuhku diangkat, entah akan dibawa kemana tapi aku mencurigai sesuatu.


Saat aku terbangun, kulihat Ibu dengan air mata yang masih menetes. Aku tersenyum pada Ibu, kupandangi wajahnya yang mirip dengan kekasihku Rana. Kutemukan tatapan mata penuh cinta, mirip tatapan Rana ketika menatap mataku.


Ah… tiba-tiba aku menjadi rindu dengan Rana, terlintas bayangan Rana berkelebat dalam pikiranku, senyumnya, tatap matanya, hangat peluknya. Rana kau memang mempesona, tak salah aku memilihmu menjadi kekasihku.


Aku kembali teringat dengan Ibu yang tadi menangis, aku pun segera menghempaskan bayangan Rana dari pikiranku. Aku tersenyum lagi, tapi Ibu tetap menangis.


”Ibu jangan menangis” aku berkata padanya, ingin ku usap air mata itu dari pipinya, sama seperti yang selalu Ibu lakukan tiap kali aku menangis.


Saat akan kuangkat tanganku, kurasakan sesuatu menahannya, tanganku terikat pada sisi tempat tidur ini. Aku meberusaha melepasnya tapi tak bisa. Ikatan ini terlalu kuat. Aku berteriak, meronta-ronta. Aku menagis sekencang –kencangnya, ku maki semua orang yang ada disini, tapi mereka tak mau menolongku untuk melepaskan ikatan ini dariku. Kurasakan Ibu memelukku, berusaha menenangkanku.


”Tenganglah nak, kini kau berada di tempat yang tepat, kau akan sembuh dan menyalakan lagi lentera kehidupan Ibu, kau anakku satu-satunya, Ibu tak mau kau terluka” suara Ibu terdengar samar diantara isak tangisnya.


Kini aku sadar Ibu telah membawaku ke Rumah sakit, tempat dimana aku akan disembuhkan. Tempat dimana akan membangun lagi kenangan yang sejauh ini berusaha kulupakan, meski terkadang aku mengingatnya dan aku menangis kala itu.



***

Dear Resa,


Res, maafkan atas semua kesalahanku kali ini, aku tahu semua ini akan meyakitimu, tapi aku percaya kau akan sanggup melewati semua ini tanpa aku, aku percaya kau akan kuat membangun mimpi –mimpimu tanpa aku.

Andai saja aku memiliki pilihan, aku pasti memilih untuk tetap bersamamu dan andai saja aku bisa memutar waktu akan kuputar saat Ayah belum meninggal dunia dan membatalkan perjodohanku dengan Ardi.

Tapi kau tahu kan Res, aku tak sekuat itu untuk bisa melakukan perubahan yang kita harapkan.

Res, aku telah memutuskan untuk mengatakan semuanya pada Ayah, agar kelak ia merestui hubungan kita. Aku tak sanggup menata kehidupanku tanpa kamu. Berjanjilah padaku, jangan menangisi dan menyalahkan keputusanku, percayalah.. aku pasti bisa membujuk Ayah dan kita akan kekal abadi bersama nanti.


Yang selalu mencintaimu

Rana



Kubaca ulang surat Rana yang ia berikan pada Resa, sebelum kepergiannya. Masih ku ingat ekspresi Resa kala aku memberikan surat itu padanya, air matanya menetes deras, namun ia segera mengusapnya. Ia mencoba tersenyum, namun gagal dan air mata kembali menetes di pipinya. Isak tangisnya seperti tercekat di tengorokan tak ada suara hingga ku dengar Resa terawa tebahak-bahak sambil berkata ”aku tidak menangis Rana!!! Aku tidak menangis, lihatlah aku..” ”hahhahahahhaha… aku tidak akan menangis, percayalah. Hahahhahahha.” kemudian ia terjatuh dan tak sadarkan diri.


Saat ia sadar tak lagi kutemukan Resa putraku, yang kudapati hanyalah Resa yang tiba-tiba menangis lalu tertawa terbahak-bahak. Tatapan matanya selalu kosong, tak ada harapan apapun disana.


Sering kutemui ia bercakap-cakap dengan tembok di kamarnya, sering pula ku lihat ia menangis memeluk guling.


Sebagai ibu tentu hatiku sangat sakit menyaksikan anak kesayanganku seperti itu.


Resa selalu meronta tiap kali ku ajak ia kerumah sakit, ia selalu menolak dan mengamuk setiap kali dokter mencoba memeriksanya. Kini sudah enam bulan Resa berada dalam keterasingan hidupnya, dan aku sudah tak sanggup lagi membiarkan keadaannya.


Kulipat kembali surat itu, entah setiap kali aku membacanya aku ingin segara mencarikan Rana yang baru untuk Resa. Rana yang bisa menyembuhkan dan menumbuhkan semangat lagi dalam hidup Resa.


***

Ibu, andai Ibu tahu aku tidak pernah gila, andai Ibu tahu semua yang kulakukan hanya untuk menutupi luka yang menganga dalam hatiku, untuk melupakan bahwa sesuatu telah terjadi pada hidupku.


Dengan begini aku tak kan sadar bahwa Rana benar-benar telah pergi, aku bisa menganggapnya ada kapan pun aku mau, aku bisa mengajaknya bercengkerama meskipun saat itu yang Ibu lihat aku berbicara pada dinding.


Ibu aku lebih nyaman dengan hal yang Ibu anggap gila ini, aku lebih tenang karna aku tak pernah merasa kehilangan Rana.


Biarkan aku tetap seperti ini Ibu, menikmati hidupku dengan kegilaan ini, menciptakan kembali Rana dengan kenangan yang aku miliki bersamanya.


Biarkan aku gila Ibu…


Kesembuhanku nanti hanya akan menjadi awal dari kegilaanku tanpa Rana, hanya akan menjadi luka yang tak tunjung usai.


Biarkan aku tetap seperti ini, ibu..




















March 2012

Love,

ham

Februari 28, 2012

Tiga Paragraf Pertama

Untukmu, Elang;



Diantara sunyi aku menyatukan tiap kata yang mungkin tidak akan berani aku utarakan sambil menatap matamu. Ah, mungkin bagimu surat menyurat seperti ini adalah hal konyol dan menggelikan, tapi entah kenapa siang ini, jemariku bersemangat memecah namamu menjadi tiga paragraf pelahir rona di pipiku yang masih terasa perih. Hey, masih ingat perjumpaan kembali pertama kita di reuni itu? Aku masih ingat pakaian yang kamu kenakan saat pertama kali berjumpa di hari itu, kaus gombrong merah muda serta celana jins panjang yang membuatku kecil hati karena ukuran pahamu ternyata lebih kecil dari milikku. Namun ada satu hal yang tidak akan bisa aku lupa, binar di matamu, aku mengagumi tatapmu. Aku menemukan senyumku di dalam matamu, senyum yang sempat hilang terlumat cerita terakhir yang kutulis.

Entahlah cerita apalagi yang aku baca di lembar kali ini. Satu yang aku yakin, akan ada namamu di cerita kali ini. Halaman baru, kisah baru, dan semoga senyum baru. Akan kutapaki dengan lebih hati-hati, kubaca tanpa perlu membalik halaman sebelumnya, terus baca hingga Dia kelelahan menuliskan namamu di ceritaku.

Pada bahumu, aku ingin meletakkan penat yang seketika kamu ganti dengan cerita-cerita menenun senyum. Untuk senyum-senyum yang sekarang menggantung di wajahku tiap kali dinding-dinding imajiku melukis parasmu, aku mengucapkan terima kasih. Terima kasih, kamu! Entah apa yang kamu rasa saat membaca surat ini, yang pasti aku sedang bimbang untuk memberikan surat ini atau tidak ke kamu. Rasanya mau kuhentikan surat ini, malu.. tapi jika kubandingkan dengan hangat yang kurasa ditiap kali aku bersandar di bahumu, tiap kali  jemari kita bersatu.. Ah, aku sudah pernah bilangkan, kalau aku suka matamu? tambahkan dua lagi, aku kecanduan bersandar di bahumu, jemariku menemukan nyaman terpeluk jemarimu.

Baiklah, sebaiknya kusudahi surat ini, pipiku makin merona tiap kali kata perkata kuketik. Oiya, aku masih hutang peluk, semoga bisa kubayar di rumah yang sedang kamu pertimbangkan untuk datangi akhir minggu ini. Ya, semoga kali ini cerita yang baik, entah akan terjatuh atau tidak, semoga kali ini baik..






















February 2012

For my Andre Dwi Cahyo.

Love,
ham

Februari 24, 2012

Deep Love





Boy: "I broke up with her. "

His Best Friend: "What happened?"

Boy: "She’s just too much for me."

His Best Friend: "What makes you say that? What did she do wrong?"

Boy: "Well, for one.. She only cared about her appearance. Always had to look good, always took forever to get dressed! So insecure.. "

His Best Friend: "So, you broke her heart because she wanted to keep your eyes locked on her? She wanted you to see that you have the prettiest girl under your sleeve and not think otherwise? I see... "

Boy: "Oh.. Well.. She’d often call me or text me asking where I am, who I’m with, telling me not to smoke, not to drink. She’s so clingy!"

His Best Friend: "So, you broke her heart because she cares about your well being? Because she cares about you a lot? And her greatest fear is losing you. I see.. "

Boy: "But.. Uhh.. Well, she’d always cry when I say something slightly mean. She can’t handle anything. She’s a crybaby!"

His Best Friend: "So, you broke her heart because she has feelings? And because she just wanted to hear you say you love her? I see.."

Boy: "I..... Well! You know, she’d get jealous easily. I could barely talk to other girls! She’s so annoying! I had to hide it from her so she wouldn’t bitch about it."

His Best Friend: "So, you broke her heart because she just wanted you to commit to her? She thought you were faithful, but you lied so she could find out later and hurt even more? She just wanted the guy she loves the most to love only her. I see.."

Boy: "Well, she....."

His Best Friend: "You broke up with her because she’s good for you? She just wanted the best for you? She’s broken now because you were selfish. Are you proud?"

Boy: "I broke her heart.. Because I couldn’t see what was happening.. What happened to me?"

His Best Friend: "You lost the girl that loved you like no one else could. You see? You didn’t want her when all she ever wanted was you. THAT’S what happened!"


February 2012
Love,
ham

Februari 20, 2012

Im not in love, Love is in me..

Good morning, You..

Last Saturday I met my friend, he said that I smile a lot lately and he ask me something; “Are you in love?” and with no doubt I answer; “No, love is in me”. And guess with who? Yup, with you.

You know what, you’re the first thing to enter my mind in the morning and the last thing to leave my heart at night. Did you realize, my morning greeting doesn’t only mean “good morning”, it has a silent loving message saying; “I think of you when I wake up”.

You make me totally drunk with joy and happiness. It’s not being in love that make me happy. It’s being in love with you. You make my smile, laugh and make me know how to spell Love beautifully. And I realize something, that our whole relationship is one big inside joke that no one will understand but us. Yes, you’ve made my days.

Every time I think of you, I feel like I could touch a star without standing on tiptoe. People say nothing in the world is perfect, but I know one exception, the joining of two hearts. Our heart; yours and mine.

It’s kinda weird, we just met and I (can) miss you in the morning, in the middle of the day, in the hours we are together, and the hours we are away.

It’s not about who you’re to the world, it’s who you’re to me, and I think you’re my new world. I really don’t care about your past, because all I need is our future. I may not know everything, but there’s one thing that I know and am sure of; I love you, Adc.


“I used to hide and watch you from a distance and i knew you realized
I was looking for a time to get closer at least to say… “hello”
And I can’t stand to wait your love is coming to my life
When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don’t ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true…"



But, don’t you ever say that you love me (too), unless you really mean it because I might do something crazy like……. believe it. And if loving you is wrong, I never want to be right again.

And It’s all good: no drama.
#nowplaying Endah 'n Rhesa - When you love someone

Love,
ham

Februari 15, 2012

Iri

Kalau boleh jujur padamu, sesungguhnya aku iri padanya. Bukan… bukan cemburu, hanya iri karena kehadirannya sangat dibutuhkan olehmu. Memang benar kau jauh lebih dulu mengenalnya sebelum aku datang tapi aku bertanya-tanya dalam hati apakah kau lebih mencintainya daripada mencintai aku.

Dia selalu ada didekatmu, menemani aktivitasmu. Saat kau menyesap kopi, saat kau duduk manis di kloset, saat kau terpaku pada layar notebook, saat kau makan, saat kau membaca, bahkan sesaat sebelum kau terlelap. Sungguh aku iri melihatmu begitu menikmati waktu bersama dengannya, kau menggenggamnya dengan jemarimu yang lentik, bahkan begitu syahdunya kau menempelkan bibirmu pada kehangatannya.

Mungkin dia lebih setia daripada aku, selalu ada pada setiap momen hidupmu. Kau tertawa lepas, menangis sesenggukan, bahkan berteriak marah ketika bersamanya. Iya aku iri.. sekali lagi aku iri, sayang.

Dengarkan aku.. tinggalkan dia demi aku dan calon anak kita, dia memberikan pengaruh yang sangat tidak baik. Aku sayang kamu, aku lebih mencintaimu dan menjagamu, dia hanya racun untukmu. Sebelum semuanya terlambat dan anak kita menjadi korbannya, menjauhlah darinya dan berhentilah merokok. Sudah saatnya kau memutuskan hubungan dengan rokok - si teman setiamu. Kamu mengerti kan, Sayang?
















Love,
ham


Februari 14, 2012

Menunggu



Menunggu itu seperti jeda. Jeda yang ada pada dua buah buah kata, yang biasa dipakai penulis dengan tanda koma. Pasti ada kelanjutannya.

Aku tidak pernah melihat bahwa menunggu itu adalah spasi. Karena buatku, lebih baik kau memberikanku banyak tanda koma dari pada banyak spasi. Karena bila kau memberikanku banyak spasi, itu akan menjadikannya kosong. Dan kemudian menjadi jarak.

Kita berdua adalah dua buah kata. Yang berdiri berjauhan. Dan koma itu adalah waktu. Tentu saja yang berdiri duluan itu yang memberikan waktu. Entah kamu atau aku yang memberikan waktu, yang jelas kita sama-sama menunggu? Betapa dungunya.

Kita berdua adalah dua buah kata. Yang berdiri berjauhan. Dan koma itu adalah gengsi. Yang tidak kenal kata rindu. Kemudian menyiksa. Kemudian hati mati. Meledak di tengah jalan. Darahnya berceceran di keypad blackberry –ku. Brengsek!

Kita berdua adalah dua buah kata. Yang berdiri berjauhan. Dan koma itu adalah pisau. Menunggu di rak dapur. Yang di akhir cerita kita akan tahu. Siapa yang berhasil meraihnya lebih dulu.

Kita berdua adalah dua buah kata. Yang berdiri berjauhan. Dan koma itu diam-diam menjadi spasi yang panjang.

Menunggumu, lambat laun menjadi jarak. Yang membuat tempat dimana kita berdiri menjadi sangat jauh, tanpa ada embel-embel ‘dekat di hati’. Karena hatipun kini sudah sama-sama mati.

Lalu mulailah keluar banyak lagu lama dari bibir para penyair “sampai kapanpun aku akan menunggumu, sayang” PREET!!

Koma yang tidak beraturan saja tidak bisa kita atasi, lalu jarak yang kosong apa kabar dunia?

--Hanisious 1 : 48 aku berhenti menuliskan ini. Dan hanya ada 1 kata panjang yang ingin aku sampaikan.

bisakahakuhanyainginmenunggumutanpaspasi (?)

S E L E S A I



Love,
ham

Februari 07, 2012

Kejar Sampai Mati

Sudah bosan dengar bicara cinta, cinta, cinta, cinta..
Bosan sampai mau muntah
Para pujangga yang sering kali bilang ‘cinta itu indah’
Para pencipta lagu yang tidak habisnya membahas ’jatuh cinta berjuta rasanya’
Ibuku yang selalu bilang ’cinta itu hanya punya sinetron’
Di sinetron bilang ’cinta itu segalanya’


Ada yang rela mati demi cinta
Ada yang sanggup jatuh dan terbangun lagi dengan penuh luka
Ada yang memujanya hingga mudah sekali mengumbar cinta
Ada yang tidak pernah bosan mengeja dan menjabarkan cinta dengan kata-kata
Ada yang seperti ini ada yang seperti itu
Ada yang tetap tertidur dan rela hidup di dunia kata ‘andai’ , andai seperti ini dan andai seperti itu
Dunia dongeng.. dunia mimpi.. hidup di antara sadar dan banyak kata andai
Si pemuja.. si pengutuk.. si pemimpi.. si pematah mimpi… si pemain.. si anu si inu

Aku suka jatuh cinta, aku mudah jatuh cinta tepatnya
Mudah bilang ’wow’ mudah percaya ucap dan sikap para pemain
Kapok? Ya..kadang sempat kata itu keluar, tapi lagi-lagi saat mulai ’terjatuh’ aku lupa lagi
Lupa akan kata kapok, lupa akan luka luka.. amnesia pada masa lalu yang katanya ’guru terbaik’
Lupa..tidak kapok..tidak jera.. atau bisa dibilang tidak mau berhenti berusaha

Kejar sampai mati, bukan raga, bukan jiwa, ini masalah hati

Kejar sampai hati ini mati, mati rasa akan rasa suka, kagum, sayang atau bolehlah disebut cinta

Ada berapa banyak sebenarnya? Ada berapa liku yang harus dilewati?
Harus berapa kali belok hingga sampai? Perlu argo sabar berapa banyak hingga cukup memenuhi kateria ’bahagia’ ?
Perlu berapa liter bahan bakar doa yang dipanjatkan agar semuanya sesuai dengan harapan?
Perlu lalui berapa pertanyaan dan nikmati berapa banyak jawaban untuk membuka semuanya?
Berapa? Berapa?

Aku pemuja sekaligus pemain yang memiliki kebiasaan mengumpat
Saat ’jatuh’ aku memuja, saat benar ’terjatuh’ dipermainan aku mulai mengumpat
Mulai dari yang teriak, mengisak hingga diam karena tidak tau lagi harus berkata apa

Perjalanan panjang yang mengejar untuk dikejar
Perjalanan yang sungguh jauh dari kata mulus apalagi lancar
Yang katanya bisa bikin kuat, yang katanya bisa bikin ’belajar dari kesalahan’
Yang katanya bisa mengasah ’kesabaran’
Wow.. wow.. wow….. sambil menghela nafas panjang aku coba mengingat setiap langkah yang sudah kutapaki
Mengingat tapakku, melihat tapak teman, memandang tapak keluarga, menikmati tapak si dia, merenungkan tapak mereka..

Apa yang salah?
Ada yang salah katanya.. bukan disini salahnya..bukan disana katanya.. 
Kata dia, aku yang salah, kata mereka dia yang salah, kata aku.. ada apa? Kenapa?
Kan..lagi-lagi aku jadi mulai banyak tanya..
Tanya yang tidak jua didapati jawabnya, hingga muntah, bosan sampai mau mati

Mati rasa, mati jiwa, mati hati, mati!

Disuruh tenang aku tenang, disuruh sabar aku sabar, disuruh menangis aku menraung, disuruh mati aku gantung diri…
Eerrrggg…!!! sebenaranya ada apa? Ada siapa? Kenapa?
Aku siapa? Mau meledak karena kebanyakan tanda tanya..
Bosaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnn….!!! teriakku kencang..tapi lagi-lagi hanya didalam hati

Disuruh jangan bosan, diminta jangan menyerah, dinasehati jangan berhenti, dia bilang ’terus kejar’
Hey.. kejar apa? Apa yang mau dikejar..? yang mana? Bagaimana? Kenapa?
Ya Tuhan….banyak kebimbangan disini.. banyak yang masih perlu aku pelajari
Belajar lagi? Dari kata ’patah hati’ lagi? 
Adakah kursus singkat? Paket kilat? Aku berani bayar mahal kali ini..
Aku bayar mahal dengan seluruh kepercayaanku atas nama hidup, atas nama kesabaran yang selama ini kujunjung tinggi..
Bisa?


Ah..hanya senyum kecut yang lagi-lagi di dapat..
Ah..bosan… bosan setengah mati..
Sepatu ku bolong.. sudah tidak nyaman untuk mengejar
Sendalku tipis untuk diajak berlari
Kakiku kram dengar kata cinta
Mati rasa saat dihadapkan..

Sudah sudah..  Yasudahlaaaaah..

Sudah..sekali lagi sudah.. aku sudah mencoba mengejar, sedikit lagi aku mati
Sebentar lagi mati.. 

Tuntas sudah nasehat kalian untuk menyuruhku ’kejar sampai mati’


















Februari 2012,

Ham