Seperti kehampaan yang sengaja tak dibiarkan penuh
Seperti kekosongan yang menakdirkan diri setia pada yang tak terisi
Seperti hidup yang menunggu mati
Terima saja kenyataan: kita tak pernah bertemu di satu titik nadir
Mengucap sumpah senyawa-sejiwa, sembari tak henti bersitegang tentang apa saja
Abaikan lelah mencinta atas dasar ingin tetap bersama
Kita lupa, bahwa hati pun punya masa
Dan kata ‘selamanya’, tak pernah benar-benar selamanya
Selebihnya,
Aku,
Kamu...
Hanyalah kesia-siaan yang terbiasa saling melukai
Hingga rasa ini memilih mati.
Love,
ham
Tidak ada komentar:
Posting Komentar