Tuhan, aku tahu aku terlalu
Tapi sungguh, ini satu-satunya pilihan
Tuhan, malam ini, pinjami aku jiwa yang keji
Izinkan aku menjadi tak berhati
Hanya malam ini saja, Tuhan
Aku harus membunuh atau terbunuh.
Bantu aku, Tuhan..
Bantu aku menepis belas kasihan
Membunuh semua rasa yang masih tersisa
Membunuh malam-malam keji yang kulalui dengan penantian
Mau kubunuh satu persatu
Mati.. hingga tak ada lagi yang bernafas
Tuhan, boleh aku pinjam pisau?
Pisau tajam yang akan mengiris habis pengkhianatan
Yang tertajam, memotong segala nadi yang masih saja mendetakkan kenangan
Yang tertajam, menyayat tiap lembar harapan yang pernah kami tuliskan
Hanya malam ini saja,Tuhan.. bolehkan?
Demi jutaan rindu yang terbuang sia-sia
Demi borok hati yang tercipta dari takdirMu yang mempertemukan aku dan dia, wahai Pencipta Cinta
Demi aku, demi dia, demi musnahnya sebuah kita
Ya.. malam ini..
Mau kubedah isi kepala dan hati, mencongkel bangkai-bangkai kenangan yang memenuhi alteriku
Mau kubuang hingga dia tau bagaimana rasanya menjadi yang terbuang. Menjadi aku
Lalu kubakar menjadi abu
Kusebarkan di makamnya
Di makam kenangan yang bertaburkan airmata
Ku bunuh kau
Matilah kau! Pergi ke alam astral bersama sayap-sayap harapan yang sengaja kau patahkan sebelum terbang
Mati.. Pergilah kau mati kenanganku
Terlindas penyesalan
Terlumat sepi
Mati
Malam ini saja, Tuhan. Boleh?
Note:
Untukmu yang pernah kujanjikan sebuah kisah dalam satu jilidan buku, maaf, sayang, aku tak sanggup melanjutkannya setelah kepergianmu. terimalah sajak ini sebagai ganti janjiku.
love,
ham.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar